LASSERNEWS.COM - PANYABUNGAN, Kapolres Mandailing Natal AKBP Irasan Sinuhaji, S.IK menyempatkan diri untuk menjadi pemateri dalam seminar sehari terkait Radikalisme yang di adakan di Aula Polres Madina, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatra Utara,,Kamis (30/08/2018.
Ketua Panitia Maradotang Pulungan dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Mandailing Natal yang telah menyediakan tempat untuk acara kegiatan ini sehingga pencegahan dan penanggulangan penyebaran faham radikalisme bisa dilakukan sejak dini.
Dalam acara seminar tersebut turut hadir Bupati Madina yang diwakili oleh Asisten I Almulhak, Kapolres Mandailing Natal AKBP Irsan Sinuhaji, S.IK, Dandim 0212/TS yang diwakili oleh Pabung Kapten Inf Pardamean Sihombing, Waka Polres Madina Kompol Drs. TB. Pane, M.M, Perwakilan dari Kejari Madina, Ketua MUI Madina yang diwakili Ustadz H.Mahyuddin Lubis, Kepala Desa dan Lurah se Kecamatan Panyabungan dan di ikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan masyarakat, yakni ada yang dari Ormas, Okp, Media, LSM, mahasiswa. Dalam acara seminar tersebut semua berjalan lancar dan sukses.
Adapun pemateri dari kegiatan seminar tersebut, Kapolres Mandailing Natal AKBP Irsan Sinuhaji, S.IK, Dandim 0212/TS yang diwakili oleh Pabung Kapten Inf Pardamean Sihombing, dan Ketua MUI Kab. Madina diwakili oleh Ustadz H. Mahyuddin Lubis.
Selanjutnya Kapolres Madina menyampaikan Materi dan mengajak generasi muda harapan bangsa untuk bekerja sama membangun negeri.
"Negara Indonesia merupakan Negara yang besar, maka dari itu, peran generasi penerus bangsa perlu bersama sama, bersatu dengan keberagamannya untuk membangun Negeri Indonesia ini menjadi lebih baik,"Ungkap Kapolres Madina AKBP Irsan Sinuhaji,S.IK.
Selanjutnya, diakhir acara seminar sehari tentang bahaya radikalisme, Ketua Uumum hariankriminal.online Reski Aritonang, R.J menyerahkan sertifikat seminar kepada Kapolres Mandailing Natal AKBP Irsan Sinuhaji, S.IK sebagai Pemateri di kegiatan seminar tersebut, dan selanjutnya penyerahan sertifikat kepada Dandim 0212/TS yang diwakili oleh Pabung Kapten Inf Pardamean Sihombing yang diserahkan oleh Ketua Pemuda Lira Bobby Burhansyah Nasution, dan penyerahan sertifikat kepada ketua MUI Madina yang diwakili oleh Ustadz H. Mahyuddin Lubisyang di serahkan oleh ketua panitia Maradotang Pulungan.
Ketua Umum hariankriminal.online Reski Aritonang, R.J diakhir acara mengatakan kepada media, Kesatuan dan Persatuan Bangsa telah mendapat ancaman terjadinya disintegrasi Bangsa yang disebabkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama melakukan tindakan intoleransi yang berupa pemaksaan kehendak dan penolakan terhadap kegiatan sosial keagamaan serta menghasut masyarakat untuk saling membenci.
"Radikalisme adalah embrio tumbuhnya terorisme. Bahwa para masyarakat saat ini adalah rentan, untuk itu kita dari media perlu memberikan pemahaman tentang radikalisme. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan masuk dalam jaringan teroris diantaranya Intoleransi (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain), Fanatik (selalu merasa benar sendiri menganggap orang lain salah), Eksklusif (membedakan diri dari umat Islam umumnya) dan Revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan )," Ucapnya.
(RED)
Ketua Panitia Maradotang Pulungan dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Mandailing Natal yang telah menyediakan tempat untuk acara kegiatan ini sehingga pencegahan dan penanggulangan penyebaran faham radikalisme bisa dilakukan sejak dini.
Dalam acara seminar tersebut turut hadir Bupati Madina yang diwakili oleh Asisten I Almulhak, Kapolres Mandailing Natal AKBP Irsan Sinuhaji, S.IK, Dandim 0212/TS yang diwakili oleh Pabung Kapten Inf Pardamean Sihombing, Waka Polres Madina Kompol Drs. TB. Pane, M.M, Perwakilan dari Kejari Madina, Ketua MUI Madina yang diwakili Ustadz H.Mahyuddin Lubis, Kepala Desa dan Lurah se Kecamatan Panyabungan dan di ikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan masyarakat, yakni ada yang dari Ormas, Okp, Media, LSM, mahasiswa. Dalam acara seminar tersebut semua berjalan lancar dan sukses.
Adapun pemateri dari kegiatan seminar tersebut, Kapolres Mandailing Natal AKBP Irsan Sinuhaji, S.IK, Dandim 0212/TS yang diwakili oleh Pabung Kapten Inf Pardamean Sihombing, dan Ketua MUI Kab. Madina diwakili oleh Ustadz H. Mahyuddin Lubis.
Selanjutnya Kapolres Madina menyampaikan Materi dan mengajak generasi muda harapan bangsa untuk bekerja sama membangun negeri.
"Negara Indonesia merupakan Negara yang besar, maka dari itu, peran generasi penerus bangsa perlu bersama sama, bersatu dengan keberagamannya untuk membangun Negeri Indonesia ini menjadi lebih baik,"Ungkap Kapolres Madina AKBP Irsan Sinuhaji,S.IK.
Selanjutnya, diakhir acara seminar sehari tentang bahaya radikalisme, Ketua Uumum hariankriminal.online Reski Aritonang, R.J menyerahkan sertifikat seminar kepada Kapolres Mandailing Natal AKBP Irsan Sinuhaji, S.IK sebagai Pemateri di kegiatan seminar tersebut, dan selanjutnya penyerahan sertifikat kepada Dandim 0212/TS yang diwakili oleh Pabung Kapten Inf Pardamean Sihombing yang diserahkan oleh Ketua Pemuda Lira Bobby Burhansyah Nasution, dan penyerahan sertifikat kepada ketua MUI Madina yang diwakili oleh Ustadz H. Mahyuddin Lubisyang di serahkan oleh ketua panitia Maradotang Pulungan.
Ketua Umum hariankriminal.online Reski Aritonang, R.J diakhir acara mengatakan kepada media, Kesatuan dan Persatuan Bangsa telah mendapat ancaman terjadinya disintegrasi Bangsa yang disebabkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama melakukan tindakan intoleransi yang berupa pemaksaan kehendak dan penolakan terhadap kegiatan sosial keagamaan serta menghasut masyarakat untuk saling membenci.
"Radikalisme adalah embrio tumbuhnya terorisme. Bahwa para masyarakat saat ini adalah rentan, untuk itu kita dari media perlu memberikan pemahaman tentang radikalisme. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan masuk dalam jaringan teroris diantaranya Intoleransi (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain), Fanatik (selalu merasa benar sendiri menganggap orang lain salah), Eksklusif (membedakan diri dari umat Islam umumnya) dan Revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan )," Ucapnya.
(RED)